Oleh: Ira Lubis
Siapa sih yang tidak mengenal introvert?
Ya, kepribadian seseorang yang sering dilabeli cuek, lebih nyaman sendiri, bahkan kadang dianggap anti-sosial. Seseorang dengan kepribadian introvert cenderung merasa lebih tenang di tempat yang sunyi. Kalaupun harus berada di dalam kelompok, mereka lebih nyaman dalam lingkup kecil. Tak jarang, mereka bisa menghabiskan waktu berjam-jam di kamar tanpa merasa bosan.
Tidak berinteraksi dengan banyak orang bukan berarti mereka kesepian. Justru, bagi sebagian introvert, isi kepala mereka sudah cukup riuh. Karena itu, diam sering kali menjadi cara mereka untuk menenangkan diri. Namun, perlu dipahami: sikap cuek mereka bukan berarti benar-benar cuek.
Kebanyakan introvert memang tidak punya banyak teman, tapi di lingkaran kecilnya mereka dikenal setia, pendengar yang baik, dan penuh empati. Ketika orang-orang terdekat sedang tidak baik-baik saja, mereka akan berusaha memberi yang terbaik dari yang mereka punya. Mereka peduli—hanya saja, cara peduli mereka tidak selalu ditunjukkan dengan terang-terangan.
Sampai suatu waktu, sebuah buku membantu seorang introvert untuk berubah.
⸻
Ketika NKCTHI Menyentuh Hati
NKCTHI (Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini) karya Marchella FP adalah buku sederhana yang bisa membawa perubahan besar bagi seseorang dengan kepribadian tertutup. Mungkin bagi sebagian orang, perubahan itu tampak kecil. Namun bagi seorang introvert akut—terlebih yang awalnya bukan tipe pembaca—buku ini menjadi teman yang berarti.
Isi pesannya singkat, tapi mengena. Nasihat-nasihat Marchella terasa seperti petuah lembut seorang ibu kepada anaknya—hangat, jujur, dan penuh makna.
Di halaman-halaman awal, tertulis pesan sederhana namun kuat:
“Jika dibandingkan menjadi awan, menjadi bohlam juga cukup menyenangkan. Bisa menghangatkan seisi ruang, rasanya sudah cukup.”
Dan di halaman lain:
“Jadi manfaat untuk sekitar. Kalau belum mampu, jangan jadi beban.”
Pesan-pesan ini mengajarkan bahwa menjadi berarti tak harus besar. Bahwa menebar kebaikan, sekecil apa pun, tetaplah bermakna.
⸻
Belajar Bertumbuh, Pelan-Pelan
Masih banyak kutipan lain yang bisa menyentuh hati:
“Gak masalah, beberapa kali kalah, beberapa kali mengalah, sampai tiba satu waktu, untuk bangun dan melawan. Setidaknya, bertahan.”
“Bumi gak hanya berputar buat kita, jadi jangan egois.”
“Tak perlu terlalu keras berusaha jadi berbeda. Jadi dirimu yang paling jarang dimiliki orang lain.”
“Gak semua yang terlihat besar, benar besar. Gak semua yang terdengar jahat, benar jahat. Jangan terlalu cepat menyimpulkan.”
Dari setiap nasihat itu, pembaca belajar bahwa hidup bukan tentang siapa yang selalu benar, tapi tentang bagaimana memahami. Bahwa setiap orang punya alasan di balik tindakannya, dan terkadang, yang kita anggap salah belum tentu benar-benar salah.
Buku ini mengajak pembacanya—terutama para introvert—untuk lebih terampil menggunakan hati. Untuk lebih sabar, lebih peka, dan lebih ikhlas terhadap hal-hal yang tak selalu bisa dikendalikan.
⸻
Perubahan Kecil yang Bermakna
Bagi para introvert akut, tumbuh dan berubah memang butuh waktu. Tidak ada proses yang instan. Tapi perubahan kecil pun sudah cukup berarti. Tak perlu memaksakan diri tampil besar di lingkungan luas. Cukuplah mulai dari lingkar kecil, memberi peran kecil, dan tetap berusaha menjadi versi diri yang lebih baik.
Kesempurnaan memang mustahil dicapai, tapi versi terbaik dari diri sendiri selalu bisa diusahakan. Dan mungkin, NKCTHI adalah salah satu buku yang bisa menjadi langkah awal menuju perubahan itu.
Karena terkadang, satu kalimat sederhana cukup untuk membuat seseorang ingin bertumbuh. 🌿
Editor: Tim Ngajiliterasi